Pupuk Indonesia Grup Manfaatkan Teknologi Dorong

Jakarta: PT Pupuk Indonesia (Persero) terus mengembangkan teknologi pertanian presisi, khususnya dalam pemanfaatan dengung untuk pemupukan. Anak perusahaan Pupuk Indonesia, PT Petrokimia Gresik melakukan uji coba penggunaan dengung untuk pemupukan guna mendorong efektifitas dalam rangka meningkatkan produktivitas pertanian.

SVP Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia Wijaya Laksana mengatakan, pemanfaatan dengung adalah upaya untuk melakukan pertanian presisi (pertanian presisi). Adapun uji coba ini dilakukan di salah satu anak usaha Pupuk Indonesia, yaitu di Kebun Percobaan milik PT Petrokimia Gresik di Jawa Timur.




Dengung ini melakukan pemupukan menggunakan pupuk dalam bentuk granul. Ini menjadi hal pertama bagi kami, karena selama ini Pupuk Indonesia Grup menggunakan dengung untuk pupuk jenis cair,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 18 Juli 2022.

Pemanfaatan dengung untuk pemupukan akan menghemat biaya produksi bagi petani. Karena salah satu biaya terbesar dalam budidaya pertanian adalah tenaga kerja. Sedangkan dengung dapat dioperasikan oleh satu orang dan mampu melakukan pemupukan antara 40-60 ha per hari dengan hasil penyebaran pupuk yang lebih presisi.

Adapun drone penebar pupuk granul ini merupakan milik NAC Thailand yang bekerja sama dengan Markplus. Ke depan, penggunaan dengung seperti ini diharapkan dapat melengkapi program Makmur yang selama ini dijalankan oleh Pupuk Indonesia dan anak usaha untuk membangun ekosistem pertanian yang terintegrasi.

Pupuk Indonesia juga memiliki inovasi terkait penggunaan dengung. Inovasi ini memanfaatkan kamera multispektral pada dengung yang dapat memberikan data detail untuk menghasilkan rekomendasi pemupukan presisi untuk suatu lahan. Dengan demikian, petani dapat melakukan pemupukan lebih efisien dengan hasil produktivitas yang baik.

Penggunaan kamera multispektral pada dengung terbukti memiliki banyak manfaat. Di antaranya dapat menghemat biaya analisis tanah yang biasa dilakukan pada laboratorium, mampu memprediksi tak hara tanah dan rekomendasi pemupukan secara waktu sebenarnyamengurangi emisi gas rumah kaca akibat pemupukan yang berlebihan, dan sebagainya.

Selain uji coba dengung, Petrokimia Gresik, juga menggelar Stadium Generale di Surabaya. Kegiatan ini dihadiri 128 peserta yang terdiri dari mahasiswa pertanian, muda, dinas pertanian, dan perusahaan BUMN. Adapun tujuan seminar adalah untuk menyampaikan hasil penelitian Markplus terkait kreativitas dan inovasi perusahaan BUMN.

Dalam kesempatan tersebut, founder sekaligus chairman Markplus, Hermawan Kartajaya, mengajak pemangku kepentingan pertanian di Indonesia untuk belajar teknologi pertanian dari Thailand. Hermawan pun mengapresiasi langkah Pupuk Indonesia yang menugaskan Petrokimia Gresik untuk menjadi percontohan perdana penggunaan dengung untuk pupuk jenis granul. Karena saya berharap ada alih teknologi untuk kemajuan pertanian di Tanah Air.

“Di bidang pupuk Tanah Air, Pupuk Indonesia Grup ini adalah yang terbesar. Jadi kami memang mengutamakan Pupuk Indonesia Grup untuk kolaborasi ini,” jelas Hermawan.

Sementara itu, Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menambahkan, pengenalan teknologi pertanian digital mampu menarik minat generasi muda. Menurut dia, generasi muda saat ini sangat identik dengan teknologi dan segala sesuatu yang bersifat praktis.

“Sejak pandemi covid-19, peningkatan angkatan kerja muda untuk sektor, dari 18 persen menjadi 20 persen lebih. Ini adalah angin segar bagi sektor pertanian Indonesia yang harus terus kita dorong dengan kemajuan teknologi,” pungkas dia.

(AHL)