1 Mei Memperingati Hari Buruh Internasional – May Day

1 Mei Memperingati Hari Buruh Internasional – May Day

1 Mei Memperingati Hari Buruh Sedunia – May Day : Tanggal 1 Mei adalah momen bersejarah bagi pada buruh di seluruh dunia. Hari Buruh Internasional atau May Day biasanya diperingati dengan aksi damai untuk menyuarakan kembali aspirasi dari buruh kepada pemerintah.

Asal usul hari buruh ini lahir berasal dari rentetan perjuangan para pekerja yang memperjuangkan hak-hak mereka saat kapitalisme tumbuh dan berkembang pesat di abad 19 lalu. Pada abad ke-19, perkembangan idustri yang sangat pesat memberikan perubahan yang sangat drastis terutama di negara Eropa Barat serta Amerika Serikat.

Ketatnya disiplin serta jam kerja yang sangat intensif dan upah yang sangat minim serta kondisi kerja yang buruk melahirkan adanya perlawanan dari para pekerja. Di saat itu tututan utama dari para pekerja adalah waktu kerja yang lebih manusiawi yaitu delapan jam. Angka delapan jam ini diambil berdasarkan pembagian waktu 24 jam sehari menjadi: 8 jam kerja, 8 jam beristirahat dan 8 jam berekreasi.

Walaupun organisasi pekerja di Amerika Serikat dan Eropa Barat makin bertambah jumlahnya, masing-masing organisasi pekerja masih merayakan hari buruh di tanggal yang berbeda-beda. Contohnya provinsi Oregon di Amerika Serikat menetapkan hari pekerja pada bulan September.

Tanggal 1 Mei baru diperingati sebagai hari buruh setelah terjadinya bentrok antara pihak keamanan dan pekerja yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa pada tanggal 4 Mei 1886. Di tahun-tahun berikutnya, tanggal 1 Mei kemudian diggunakan sebagai tanggal untuk memperingati peristiwa berdarah ini.

Baru di tahun 1889, tanggal 1 Mei ini dipilih oleh kongres sosialis dunia sebagai hari buruh sedunia. Resolusi merayakan 1 Mei sebagai hari pekerja internasional ini mendapat sambutan hangat oleh seluruh negara.

Di sinilah awal mula perayaan 1 Mei sebagai hari pekerja yang juga disebut sebagai May day yang diperingati oleh seluruh kaum pekerja di dunia.

Di Indonesia hari buruh ini sebenarnya telah diperingati sejak 1 Mei 1920. Namun pada masa orde baru, hari buruh di Indonesia tidak lagi diperingati dan tanggal 1 mei tidak lagi ditetapkan sebagai hari buruh karena gerakan buruh dan perserikatan pekerja selalu dikaitkan dengan partai komunis.

Ketika orde baru berakhir, meski pada tanggal 1 Mei sudah bukan lagi hari libur namun aksi para buruh dan pekerja di berbagai kota di Indonesia kembali marak setiap tanggal 1 Mei. Baru di tahun 2013,

Pemerintah Indonesia kembali menetapkan tanggal 1 Mei sebagai hari buruh internasional dan penetapannya sebagai hari libur nasional telah dilakukan pada tahun 2014 lalu.

Di Indonesia sendiri pada awalnya Hari Buruh ini banyak sekali dikaitkan dengan hal yang negatif salah satunya pada saat pemerintahan presiden ke-2 Republik Indonesia presiden Soeharto, yang pada saat itu sering sekali dikaitkan dengan komunisme. Bukan tanpa alasan, karena saat masa tersebut Hari Buruh sering sekali digunakan oleh SOBSI/PKI. Karena itu juga pada masa tersebut Hari Buruh ditiadakan.

Kementerian Tenaga Kerja yang kita kenal sekarang, pada era Soeharto sempat memiliki nama Kementerian Perburuhan karena muncul masalah itu nama tersebut langsung diubah oleh Presiden ke-2 saat itu Soeharto menjadi Departemen Tenaga Kerja. Awaloedin Djamin juga saat itu ditunjuk menjadi Menteri Tenaga Kerja.

1 Mei 1966, serikat buruh yang memiliki massa cukup banyak dan memiliki serikat yang kuat dan solid akhirnya menikmati perayaan pertamanya bersama Menteri Awaloedin untuk memperingati Hari Buruh Internasional.

Titik Balik Hari Buruh di Indonesia!

Tanggal 1 Mei 2000, para buruh dan pekerja di Indonesia melakukan protes dan demonstrasi besar-besaran. Buruh menyampaikan berbagai macam tuntutannya saat itu dan salah satu tuntutannya itu adalah untuk membuat 1 mei kembali dijadikan hari libur nasional. Selain itu, aksi demonstrasi ini juga diikuti dengan aksi mogok kerja selama satu minggu.

Tetapi semua tuntutan itu tidak dikabulkan. Karena itu, para pekerja dan buruh seringkali tetap mengadakan demo ataupun mogok kerja terutama saat 1 mei tersebut. Pada tahun 2013 barulah, Susilo Bambang Yudhoyono selaku presiden saat itu menetapkan bahwa 1 mei sebagai hari libur nasional.

Penghargaan Atas Kerja Keras Pekerja dan Buruh!

Walaupun tuntutan buruh atau pekerja itu banyak dan menimbulkan pro kontra, tetapi tuntutan utamanya adalah yaitu upah layak dan menghapus sistem outsource yang saat ini masih banyak dan kedepannya dapat dihapuskan secara bertahap untuk memberikan rasa tenang dan status yang lebih baik dalam kedepannya.

Karena itu apapun profesinya tentu semua memiliki tujuan untuk kehidupan yang lebih baik di kemudian hari. Kehidupan yang lebih baik di kemudian hari dituju dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan mempersiapkan tabungan atau melakukan investasi untuk masa depan.

Perjuangan buruh adalah perjuangan tentang kemanusiaan serta perjuangan tentang kelayakan hidup yang mengharapakan hasil yang mereka peroleh sebanding dengan kerja yang telah mereka lakukan. Namun bagaimana pun, pertarungan persepsi dan paradigma ini menyebabkan perjuangan kaum buruh mengalami pasang surut yang penuh dengan berbagai penyesatan dalam keberadaannya.

Paradigma negatif bisa menjadi dominan bila apa yang menjadi tujuan perjuangannya ditelikung oleh berbagai kepentingan politik jangka pendek oleh kelompok-kelompok avonturir politik. Tantangan terberat dari perjuangan kaum buruh saat ini memang berkisar pada bagaimana mereka mulai membuka diri pada kelompok sosial lain serta menepis berbagai persepsi buruk di sekitar aksi perjuangan mereka.

Sejarah perjuangan kaum buruh dan pekerja, bagaimana pun merupakan sejarah tentang sebuah harapan untuk memperoleh hidup yang lebih manusiawi. Sesungguhnya, harapan ini sangat sederhana dan memang menjadi bagian yang melekat pada peri-kehidupan manusia. “Kemanusiaan yang adil dan beradab” dalam sila ke-5 Pancasila dengan tegas menggariskan hal tersebut.

Yang diperlukan adalah bagaimana menjadikan tujuan perjuangan ini menjadi bagian dari gelombang frekuensi yang sama dari seluruh nilai-nilai kemanusiaan kita. Sehingga aksi dan perjuangan kaum buruh dan pekerja sedunia ini juga menjadi aksi dan perjuangan manusia untuk hidup lebih layak dan bahagia di muka bumi ini.