Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Mode Muslim Terbesar Dunia

Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Mode Muslim Terbesar Dunia

Indonesia Berpotensi Jadi Pusat Mode Muslim Terbesar Dunia : Tren busana muslim di Indonesia tengah jadi perhatian di beberapa negara. Mode busana yang dinilai lebih bervariasi dan memiliki karakter tersendiri mulai diminati oleh negara lain, dan berpotensi untuk terus memperluas pasar ekspor.

Ekspor busana muslim Indonesia disebut sudah mencapai Jerman, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab. Berdasarkan data Thomson Reuters dalam state of the Global Islamic Economy 2015, Indonesia menempati posisi ke lima sebagai negara konsumen busana muslim terbesar di dunia dengan nilai US$ 12,69 miliar.

Di urutan pertama ada Turki dengan nilai US$24,84 miliar, diikuti Uni Emirat Arab sebesar US$18,24 miliar, Nigeria US$14,99 miliar, dan Arab Saudi sebesar US$14,73 miliar.

Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf) Ricky Joseph Pesik Indonesia mengatakan bahwa busana muslim Indonesia tak hanya sekedar tren tapi juga juga berpotensi menjadi kiblat fesyen Muslim dunia tahun 2020. Dibanding negara penghasil busana muslim lainnya, Indonesia lebih berkarakter dan variatif.

“Indonesia saat ini menjadi pasar terbesar modest fashion di Asia dan di Bekraf produk fesyen menduduki peringkat teratas paling berkembang. Adanya produk fesyen muslim Indonesia yang menginvasi ini tentunya ada perputaran uang dan peluang bagi Indonesia menjadi kiblat fesyen muslim tahun 2020,” ujar Ricky Pesik kepada CNBC Indonesia.

Kendati demikian, dia menuturkan bahwa saat ini masih ada pekerjaan rumah yang tengah disiapkan yakni ekosistem. Tak sedikit desainer Tanah Air yang memiliki keterbatasan dalam berkarya sehingga koleksinya kurang dikenal dengan baik.

Untuk itu, Bekraf pun berencana membuat Modest Fashion Council di Indonesia. Di mana, badan ini akan menata strategi yang paling baik untuk mewujudkan mimpi tersebut dan akan membuat desainer modest fashion semakin kokoh di pasar dunia.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menyatakan, Indonesia punya potensi besar menjadi pusat mode Muslim terbesar yang diakui dunia. Hanya saja perlu promosi terpadu secara konsisten.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya Indonesian Fashion Chamber (IFC) mengambil peran sebagai agregator dan enabler yang mendampingi para pelaku UKM di sektor produksi pakaian. “Termasuk menghubungkan dengan produsen bahan baku lokal berkualitas misal viscose rayon, meningkatkan kualitas produknya dengan standar global, akses pembiayaan yang mudah dan murah, sampai mempertemukan dengan pasar,” ujar Teten dalam pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest) 2021 di Jakarta, yang disiarkan secara virtual, Kamis (18/3).

Dilansir dari Global Islamic Economy Indikator, Teten menyebutkan, fesyen Muslim atau modest fashion merupakan salah satu keunggulan Indonesia dengan poin indikator sebesar 34.26, jauh mengungguli rata-rata global di 17.55. “Indonesia saat ini berpotensi menjadi pemimpin klasemen untuk kategori ini dan itu tentu tidak lepas dari kontribusi Muffest, Indonesia Fashion Chambers, dan seluruh perancang, pengusaha, serta stakeholder mode di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Tahun lalu, kata dia, di tengah terpaan pandemi Covid-19 secara global, nilai belanja produk pakaian Muslim ikut terdampak dan turun 2,9 persen menjadi 268 miliar dolar AS atau senilai Rp 3,9 triliun. Angka itu diprediksi pulih pada 2021 dan terus tumbuh hingga 2024 yang diprediksi mencapai 311 miliar dolar AS atau Rp 4,5 triliun.

“Saya kira ini menjadi undangan bagi kita semua dapat mengoptimalkan tren baik ini,” ujar Teten. Mengembangkan fashion Muslim, lanjutnya, sejalan dengan pencanangan Wakil Presiden Republik Indonesia KH Ma’ruf Amin. Ia menargetkan, Indonesia menjadi produsen produk halal terbesar di dunia pada 2024, dimulai dengan fashion Muslim.

Pada kesempatan serupa, Dyandra Promosindo sebagai penyelenggara Muffest 2021 menyebutkan, pameran tersebut mengambil tema ‘Recovery For Fashion’ pada tahun ini. “Ini merupakan semangat baru di industri fashion, khususnya busana Muslim,” ujar Presiden Direktur Dyandra Promosindo Hendra Noor Saleh.

Tahun lalu, kata dia, tepatnya pada 20 sampai 23 Februari 2020, Muffest sukses digelar kelima kalinya. Sekitar 400 peserta pameran bergabung, 117 desainer ternama gelar fashion show, dan transaksi ritel mencapai Rp 43,7 miliar. Indonesia dinilai memiliki potensi besar menjadi pusat fashion muslim dunia. Meski begitu, ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan.

“Industri fashion muslim Indonesia memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa menjadi pusat fashion muslim dunia. Hanya saja, masih ada beberapa pekerjaan rumah yang masih mendera industri fashion muslim kita dan ini harus segera diselesaikan. Pasar kita besar dan budaya kita sangat kuat, ini bisa menjadi kekuatan terbesar kita nantinya,” ujar Ketua Pokja Industri Kreatif Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN)

Indonesia punya potensi besar menjadi pusat mode muslim terbesar yang diakui dunia. Namun, perlu promosi terpadu secara konsisten. Bukan hanya di dalam negeri, tapi juga secara global. Hal itu ditegaskan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, pada acara pembukaan Muslim Fashion Festival (Muffest) 2021 bertema Recover for Fashion, di Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (18/3).

Teten juga menggarisbawahi pentingnya Indonesian Fashion Chamber (IFC) mengambil peran sebagai agregator dan enabler yang mendampingi para pelaku UKM di sektor produksi pakaian.

“Termasuk menghubungkan dengan produsen bahan baku lokal berkualitas (misal viscose rayon), meningkatkan kualitas produknya dengan standar global, akses pembiayaan yang mudah dan murah, sampai dengan mempertemukan dengan pasar,” papar MenkopUKM.

Bagi pemerintah, ajang ini sebagai sebuah kegiatan yang menjadi lokomotif pergerakan dan perkembangan industri fesyen muslim Indonesia.

Dilansir dari Global Islamic Economy Indikator, fesyen muslim atau modest fashion merupakan salah satu keunggulan Indonesia dengan poin indikator sebesar 34.26, jauh mengungguli rata-rata global di 17.55.

“Indonesia saat ini berpotensi menjadi pemimpin klasemen untuk kategori ini dan itu tentu tidak lepas dari kontribusi Muffest, Indonesia Fashion Chambers, dan seluruh perancang, pengusaha, serta stakeholder mode di seluruh Indonesia,” jelas Teten.